It's no secret that the best thing about a secret is secretly telling someone your secret, thereby adding another secret to their secret collection of secrets, secretly.

Kamis, 29 Oktober 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN


1.     Sejarah dan Definisi Psikologi Manajemen
Arti Psikologi menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno (Psyche yang berarti jiwa) dan ( logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang menpelajari tentang jiwa. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan mebahasa tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalm hubungannya dengan kelompok.
Arti manajemen , kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno Menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

a). Sejarah Psikologi Manajemen
Saat itu awal mulanya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi keb      utuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu  secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (SumberDayaAlam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmupsikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi tingginya untuk  produktivitas perusahaan.
b). Definisi Psikologi Manajemen
Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, danpengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997)
Psikologi manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka  melaksanakan fungsi fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa Psikologi Manajemen ialah ilmu pengetahuan bagaimana melaksanakan maupun mengatur suatu bidang di sumber daya oraganisasi tersebut, agar dapat menjadi terstruktur atau sistematis.

2.     Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide,gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya. Komunikasi dapat dilakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat dimengerti kedua pihak (komunikasi verbal). Komunikasi juga dapat dilakukan dengan gerak-gerik badan atau kode tertentu (komunikasi nonverbal).
Agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik, sedikitnya dibutuhkan komponen sebagai berikut ;
a). Pengirim atau Komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
b). Penerima atau Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
c). Pesan adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
d). Umpan balik adalah tanggapan dari penerima pesan atau isi pesan yang disampaikan.
Dalam proses komunikasi, pesan harus disampaikan lewat bahasa atau symbol yang dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi baru berjlan efektif bila pesan yang disampaikan pihak pengirim ditafsirkan sama oleh pihak penerima.

3.     Mempengaruhi Perilaku
Menurut KBBI Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membetuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang, sedangkan perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya
Sebagian besar pendidikan telah mengajarkan agar kita percaya bahwa kita mempengaruhi orang  melalui akalsehat atau sekurang-kurangnya kita harus demikian. Orang harus dibujuk dengan fakta-fakta, dengan bukti, dengan kebenaran. Tetapi suatu pengamatan terhadap kenyataan akan memperlihatkan kepada kita bahwa pada sebagian besar masalah, akal hanyalah merupakan suatu komponen yang kecil saja dari proses. Kebanyakan kita menerima atau menolak ide-ide baru atau merubah perilaku kita sebagai hal yang lebih merupakan jawaban terhadap perasaan-perasaan daripada terhadap fakta-fakta. Kita berubah karena ditakut-takuti atau dirayu atau disayangi atau diancam. Orang yang sepenuh hati percaya kepada logika dan akal mungkin akan enggan menerima kenyataan bahwa sebagian orang lebih dipengaruhi oleh emosi ketimbang oleh akal.

4.     Kekuasaan
Kekuasaan didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi. Kekuasaan dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan, atau dari wewenang yang diperoleh.
Menurut Robbins (2008) Kekuasaan (power) mengacu pada mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk mempengaruhi prilaku B sehingga B bertindak sesuai keinginan A. definisi mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan subuah hubungan ketergantungan.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu (Budiardjo,1972).
Sumber – sumber  kekuasan dibagi menjadi dua yaitu :
1)      kekuasaan formal
Kekuasaan formal didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi. Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan, atau dari wewenang formal.

a)      Kekuasaan koersif (coercive power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut terhadap akibat – akibat negative yang mungkin terjadi jika tidak patuh. Kekuasaan koersif mengandalkan aplikasi, atau ancaman aplikasi, sanksi fisik yang menimbulkan rasa sakit, menimbulkan rasa sakit, menimbulkan rasa frustasi melalui pembatasan gerak, atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan.

b)      Kebalikan kekuasaan koersif adalah kekuasaan imbalan (reward power). Orang memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena dengan berbuat demikian ia akan mendapatkan manfaat positif, karena seseorang yang dapat membagikan imbalan atau penghargaan yang dapat dipandang orang lain bernilai akan memiliki kekuasaan atas orang lain itu. Imbalan bersifat finalsial seperti pengendalian tingkat upah, kenaikan upah, dan bonus atau non finasial termasuk pengakuan, promosi, penugasaan kerja yang menarik, kolega yang ramah dan wilayah kerja atau wilayah penjualan yang disukai.

c)      Kekuasaan legitimasi akses yang paling mudah pada satu atau ebih landasan kekuasaan adalah posisi struktual seseorang. Kekuasaan legitimasi (legimate power). Kekuasaan yang melambangkan kewenangan formal untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber – sumber daya organisasi. Secara spesifik, kekuasaan ini mencakup penerimaaan wewenang suatu jabatan oleh anggota – anggota dalam sebuah organisasi.

2)      Kekuasaan pribadi

a)      Kekuasaan karena keahlian (expert power) adalah pengaruh yang dipeoleh keahlian, ketrampilan khusus atau pengetahuan. Keahlian sumber pengaruh yang palin kuat katena semakin berorientasi pada teknologi. Pekerjaan terpsesialisasi menjadi semakin bergantung pada para ahli untuk mencapai tujuan.
b)      Kekuasaan rujukan (referent power) didasarkan identifikasi terhadap seseorang yang memiliki sumber atau sifat – sifat personal yang menyenangkan
Tipe – tipe kekuasaan
Menurut Galtung (2008) kekuasaan adalah Daya yang berasal dari sesuatu yang satu, kekuasaan berasal dari sesuatu yang dimiliki seseorang, dan kekuasaan yang berasal dari posisi dari struktur.
Dari pengertian Galtung membedakan tiga tipe kekuasaan yaitu :
1)      Kekuasaan yang diperoleh karena pembawaan sejak lahir yang berhubungan dengan dimensi “ada” (being power)
2)      Kekuasaan yang diperoleh karena “memiliki” sumber – sumber kemakmuran (having power)
3)      Kekuasaan yang diperoleh karena “kedudukannya” dalam suatu struktur (structure power)
Menurut Galtung perbedaan antara dimensi “ada dan “memiliki” tidak tajam sehingga Galtung menggambungkan keduanya dalam apa yang disebut “kekuasaan sumber” (resource power) atau kekuasaan yang diperoleh karena perbedaan dalam segi “ada” dan “memiliki” (difference power) kekuasaan sumber termasuk dalam perpektif orientasi perilaku. Kekuasaan sumber termasuk kedalam perspektif orientasi perilaku. Sedangkan jenis kekuasaan ketiga disebut kekuasaan struktual karena didekati dari orientasi struktur, yang disebut kekuasaan yang berasal dari relasi (relation power)


Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P.(2007). ManajemenDasar, Pengertian, danMasalah, BumiAksara; Jakarta
Leavitt, H.J. (1997). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
Muin, I. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA kelas X kelompok peminatan ilmu ilmu sosial. Jakarta: Erlangga.
Anshoriy. N. (2008)  Dekontruksi kekuasaan. Yogyakarta : PT LKiS pelangi aksara Yogyakarta  
Robbins. S. & Judge. T. (2008) prilaku organisasi. Jakarta : salemba empat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar