It's no secret that the best thing about a secret is secretly telling someone your secret, thereby adding another secret to their secret collection of secrets, secretly.

Selasa, 17 Maret 2015

KONSEP SEHAT MENURUT BEHAVIORISTIK ALBERT BANDURA


PENDAHULUAN
Latar Belakang Teori
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.

Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau efikasi diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar social jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.


















1.   Pengertian Konsep Sehat
Konsep Sehat
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya. Misalnya, orang tidak memiliki keluhankeluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang “gemuk” adalah otrang yang sehat, dan sebagainya. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
Sebagai satu acuan untuk memahami konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurnan baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Adapun Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas daripenyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Pengertian sehat menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) adalah suatu kedaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Konsep sehat menurut Bandura adalah Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku sendiri) ialah salah satu dari sekian penggerak utama kepribadian manusia. Tiga tahap yang terjadi dalam proses regulasi diri yakni:
a.                  Pengamatan diri yakni melihat diri sendiri beserta perilakunya serta terus mengawasi
b.                 Penilaian yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku dengan standar ukuran tertentu
c.                  Respon diri yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah berhasil melakukan penilaian sebagai respon terhadap diri sendiri
Menurut Undang Undang Kesehatan N0. 23 tahun 1992 tentang kesehatan : Sehat atau kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
 Ada 3 komponen penting dalam definisi sehat yaitu sehat jasmani, sehat mental (pikiran, emosional dan spiritual) dan sehat sosial. Sehat sosial mencakup status sosial, kesejahteraan ekonomi dan saling toleransi dan menghargai.
Sehat menurut ilmu faal dalam Buku Ilmu Faal Olahraga terbagi dalam 2 tingkatan yaitu ; 1. Sehat statis : adalah normalnya fungsi alat tubuh saat istirahat. 2. Sehat dinamis : adalah normalnya fungsi alat tubuh saat olahraga atau sedang bekerja. Pasien dengan penyakit jantung contohnya, dikategorikan dalam sehat statis karena kondisi sehat hanya pada saat istirahat.
 Sehat dinamis adalah tingkat kesehatan yang ingin dicapai oleh semua orang. Tubuh kita sehat pada saat olahraga atau istirahat. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat menikmati hidup lebih indah.
2.   Aliran Behaviourism

Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson. Watson sebenarnya mula-mula belajar filsafat, tetapi kemudian pindah ke dalam lapangan psikologi. Sejak tahun 1912 watson telah menjadi terkenal karena penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan.  
Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau penbiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Psikologi behavioristik menganggap perilaku manusia karena hasil dari belajar selama hidupnya. Perilaku yang mencerminkan mental yang sehat menurut behavioristik adalah jika ia dapat mengaplikasikan pengalamannya dalam menghadapi masalah yang ia hadapi dengan baik. Tapi jika manusia itu tidak dapat menggunakan hasil belajarnya dengan baik dan justru semakin terjerumus dalam masalah lalu menimbulkan perilaku atau pikiran yang tidak sesuai serta keputusasaan maka orang itu tersebut dianggap terganggu kesehatan mentalnya. Manusia juga belajar melalui lingkungan sekitarnya jika ia belajar dengan orang yang salah dan lingkungan yang salah maka akan menghasilkan perilaku yang salah juga.

Pandangan behavioristic dengan menekankan pada aspek observasi dan proses internal individu.Bagi mereka yang beraliran kognitif.Pandangan bandura dirasakan lebih lengkap dibandingkan pandangan ahli behavioristic lainnya.Oleh karena teorinya disebut teori belajar social atau modeling.Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku,kognitif dan lingkungan.Teorinya ini juga di dukung oleh percobaan eksperimental yang dapat dipertanggungjawabkan.
Singkatnya,Bandura menekankan pada proses modeling sebagai sebuah proses belajar.Bandura membuka perspektif baru dalam aliran behavioristic dengan menekankan pada aspek observasi dan proses internal individu.Bagi mereka yang beraliran kognitif,pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap disbandingkan pandangan ahli behavioristic lainnya.Teori utama dari Albert Bnadura adalah observational learning atau modeling adalah factor penting dalam proses belajar manusia.
3.   Biografi Bandura
Albert Bandura (lahir di Mundare, Kanada, 4 Desember 1925) adalah seorang psikolog. Ia menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of Columbia pada tahun 1949. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke Universitas Iowa dan meraih gelar Ph.D pada tahun 1952.Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Universitas Stanford. Hingga saat ini, ia masih mengajar di Unicersitas Stanford.

4.   Teori Pembelajaran Sosial oleh Albert Bandura

Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Orang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. “Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.”
Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministik resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan memengaruhi perilaku, perilaku memengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif memengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
Conditioning. Prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan; reward (hadiah), punishment (hukuman). Dasar pemikirannya, sekali seorang mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat.
Imitation (peniruan). Dalam hal ini, orang tua dan guru diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang model/tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral. Kualitas kemampuan peserta didik dalam melakukan perilaku social hasil pengamatan terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga bergantung pada persepsi peserta didik “siapa “ yang menjadi model. Maksudnya, semakin piawai dan berwibawa seorang model, semakin tinggi pula kualitas imitasi perilaku sosial dan moral peserta didik tersebut. Jadi dalam pembelajaran sosial, anak belajar karena contoh lingkungan. Interaksi antara anak dengan lingkungan akan menimbulkan pengalaman baru bagi anak-anak.
Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini.
Bandura meneliti beberapa kasus, salah satunya ialah kenakalan remaja. Menurutnya, lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk lingkungan. Oleh Bandura, konsep ini disebut determinisme resiprokal yaitu proses yang mana dunia dan perilaku seseorang saling memengaruhi. Lanjutnya, ia melihat bahwa kepribadian merupakan hasil dari interaksi tiga hal yakni lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang. Proses psikologis ini berisi kemampuan untuk menyelaraskan berbagai citra (images) dalam pikiran dan bahasa.
Dalam teorinya, Bandura menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal dengan teori pembelajaran sosial dan regulasi diri. Beberapa tahapan yang terjadi dalam proses modeling:
1.    Atensi (perhatian)
2.    Retensi (ingatan)
3.    Reproduksi
4.    Motivasi
Menurut Bandura, ada beberapa jenis motivasi yaitu:
·         dorongan masa lalu, yaitu dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud kaum behavioris tradisional
·         dorongan yang dijanjikan (insentif) yaitu yang bisa kita bayangkan
·         dorongan-dorongan yang kentara yaitu seperti melihat atau teringat akan model-model yang patut ditiru
Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku sendiri) ialah salah satu dari sekian penggerak utama kepribadian manusia. Tiga tahap yang terjadi dalam proses regulasi diri yakni:
a.     Pengamatan diri yakni melihat diri sendiri beserta perilakunya serta terus mengawasi
b.    Penilaian yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku dengan standar ukuran tertentu
c.     Respon diri yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah berhasil melakukan penilaian sebagai respon terhadap diri sendiri
Bagi mereka yang memiliki konsep diri yang buruk, Bandura memberikan saran untuk memperbaikinya yakni:
1.    Pengamatan diri
5.  Contoh Kasus
Seorang anak berumur 7 tahun yang masih Sekolah dasar yang hidup bersama keluarga miskin yang bekerja sebagai pemulung dan tinggal di daerah kumuh pemulung ia bernama Andi. Setiap harinya ia bersekolah dari senin-jumat dan sepulang dari sekolah dia harus memulung. Andi di sekolah terkenal sebagai murid yang nakal sering bikin ulah pada temannya dan ia sempat kepergok merokok oleh gurunya di belakang sekolah. Ternyata  kenakal andi saat ini di sebabkan oleh factor lingkungan. Ayah dan ibu nya sering terlibat berantem di rumah dan andi sering melihat ayahnya memukul ibunya. Ini lah yang menyebabkan andi menjadi anak pemberontak yang sering berantem pada temannya saat sekolah. Saat pulang sekolah ia ganti baju dan bersiap untuk memulung, setiap mau memulung ia berkumpul dengan teman-temannya. Temannya bukan seumuran andi tapi sudah dewasa yang sedang terlihat merokok di depan andi, lalu andi juga meminta satu batang rokok untuk dia pada temannya.
6.  Analisis Kasus
Dalam contoh kasus diatas dapat di analisis dengan teori Pembelajaran Sosial Bandura bahwa “proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. ” Andi adalah anak kecil yang sering melihat orang tua nya berantem dan ia meniru ( modeling) tindakan ayahnya itu dan melakukannya pada teman di sekolahnya, di saat itu lah teori Bandura terbukti kepada seseorang anak kecil , bahkan Bandura menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal dengan teori pembelajaran sosial, serta kasus Andi yang merokok karena ia keseringan hidup dengan lingkungan orang dewasa yang merokok. Lingkungan yang terjadi di hadapi Andi terdapat dalam Teori Pembelajarn social Bandura yang mengatakan “Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.”
7.  Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Albert_Bandura
http://www.tuanguru.com/2012/08/teori-pembelajaran-sosial-albert-bandura.html

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar