It's no secret that the best thing about a secret is secretly telling someone your secret, thereby adding another secret to their secret collection of secrets, secretly.

Rabu, 02 Juli 2014

Kearifan Lokal





NPM                     : 13513662


a.     Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal dalam bahasa asing sering dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious). Kearifan lokal juga dapat dimaknai sebuah pemikiran tentang hidup. Pemikiran tersebut dilandasi nalar jernih, budi yang baik, dan memuat hal-hal positif. Kearifan lokal dapat diterjemahkan sebagai karya akal budi, perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, dan anjuran untuk kemuliaan manusia. Penguasaan atas kearifan lokal akan mengusung jiwa mereka semakin berbudi luhur. Naritoom merumuskan local wisdom dengan definisi (Wagiran, 2010):
Local wisdom is the knowledge that discovered or acquiredby local people through the accumulation of experiences in trials and integrated with the understanding of surrounding nature and culture. Local wisdom is dynamic by function of created local wisdom and connected to the global situation.
Definisi kearifan lokal tersebut, paling tidak menyiratkan beberapa konsep, yaitu: (1) kearifan lokal adalah sebuah pengalaman panjang, yang diendapkan sebagai petunjuk perilaku seseorang; (2) kearifan lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya; dan (3) kearifan lokal itu bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan zamannya. Konsep demikian juga sekaligus memberikan gambaran bahwa kearifan lokal selalu terkait dengan kehidupan manusia dan lingkungannya. Kearifan lokal muncul sebagai penjaga atau penyaring iklim global yang melanda kehidupan manusia. Kearifan adalah proses dan produk budaya manusia, dimanfaatkan untuk mempertahankan hidup.
Kearifan lokal adalah bagian dari budaya. Kearifan lokal Jawa tentu bagian dari budaya Jawa, yang memiliki pandangan hidup tertentu. Berbagai hal tentang hidup manusia, akan memancarkan ratusan dan bahkan ribuan kearifan lokal. Lebih lanjut dikemukakan beberapa karakteristik dari local wisdom, adalah:
a. Local wisdom appears to be simple, but often is elaborate, comprehensive,
diverse;
b. it is adapted to local, cultural, and environmental conditions;
c. It is dynamic and flexible;
d. It is tuned toneeds of local people;
e. It corresponds with quality and quantity of available resources; and
f. It copes well with changes.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipertegas bahwa kearifan local merupakan sebuah budaya kontekstual. Kearifan selalu bersumber dari hidup manusia. Ketika hidup itu berubah, kearifan lokal pun akan berubah pula.

b.     Ruang Lingkup Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan fenomena yang luas dan komprehensif. Cakupan kearifan lokal cukup banyak dan beragam sehingga sulit dibatasi oleh ruang. Kearifan tradisional dan kearifan kini berbeda dengan kearifan lokal. Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas dari kearifan tersebut sehingga tidak harus merupakan sebuah kearifan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal bisa merupakan kearifan yang belum lama muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan alam dan interaksinya dengan masyarakat serta budaya lain. Oleh karena itu,
kearifan lokal tidak selalu bersifat tradisional karena dia dapat mencakup kearifan masa kini dan karena itu pula lebih luas maknanya daripada kearifan tradisional.Untuk membedakan kearifan lokal yang baru saja muncul dengan kearifan local yang sudah lama dikenal komunitas tersebut, dapat digunakan istilah: kearifan kini, kearifan baru, atau kearifan kontemporer. Kearifan tradisional dapat disebut kearifan dulu atau kearifan lama. Dilihat dari keasliannya, kearifan lokal bisa dalam bentuk aslinya maupun dalam bentuk reka cipta ulang (institutional). Esensi kemajuan yang dicapai berbagai bangsa tersebut menunjukkan bahwa pengembangan karakter suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari aspek budaya yang selaras dengan karakteristik masyarakat bangsa itu sendiri. Budaya yang digali dari kearifan lokal bukanlah penghambat kemajuan dalam era global, namun justru menjadi penyaring budaya dan kekuatan transformasional yang luar biasa dalam meraih kejayaan bangsa. Oleh karena itu, menggali nilai-nilai kearifan lokal merupakan upaya strategis dalam membangun karakter bangsa di era global. Kearifan lokal, dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijaksanaan setempat (local wisdom) atau pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious). Ketiganya merujuk pada bentuk pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat setempat dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Konsepsi yang disebutkan terakhir adalah bahasan yang paling sering dijumpai dan dikupas saat ini. Berdasarkan waktu pemunculan tersebut di atas, akan hadir kearifan dalam
kategori yang beragam. Dalam hal ini terdapat dua jenis kearifan lokal, yaitu: (1) kearifan lokal klasik, lama, tradisional, dan; dan (2) kearifan lokal baru, masa kini, kontemporer. Dari sisi filosofi dasarnya, kearifan dapat dikategorikan dalam dua aspek, yaitu: (1) gagasan, pemikiran, akal budi yang bersifat abstrak; dan (2) kearifan lokal yang berupa hal-hal konkret, dapat dilihat. Kearifan lokal kategori gagasan mencakup: berbagai pengetahuan, pandangan, nilai serta praktik- praktik dari sebuah komunitas baik yang diperoleh dari generasi sebelumnya dari komunitas tersebut maupun yang didapat oleh komunitas tersebut di masa kini, yang tidak berasal dari generasi sebelumnya, tetapi dari berbagai pengalaman di
masa kini, termasuk juga dari kontaknya dengan masyarakat atau budaya lain. Kearifan lokal kategori hal konkret biasanya berupa benda-benda artefak, yang
menghiasi hidup manusia, dan bermakna simbolik.

c.      Fungsi dan Makna Kearifan Lokal
Dalam keragaman kearifan lokal Indonesia memiliki beberapa fungsi dan makna kearifan lokal masing-masing yaitu:
a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam;
b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan
dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate;
c. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya
pada upacara saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada Pura Panji;
d. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan;
e. Bermakna sosial, misalnya upacara integrasi komunal/kerabat;
f. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian;
g. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan
penyucian roh leluhur;
h. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron
client.
Contoh Kearifan Lokal
Masyarakat Jawa sudah dikenal memiliki kepercayaan terhadap adanya suatu kekuatan magis dan pemujaan terhadap ruh-ruh leluhur dalam kehidupan mereka yaitu animism dan dinamisme. Maka dari itu yang saya akan jadikan sebagai contoh kearifan local daerah jawa yaitu Bancakan atau slametan seperti ketika sedang mempunyai hajat yaitu pernikahan, khitanan, syukuran rumah, orang meninggal, aqiqah anak, dll. Bancakan atau yang dikenal slametan biasanya diwujudkan dalam bentuk nasi tumpeng yang berbentuk kerucut, nasi gurih atau nasi uduk dengan aneka lauk, atau yang dikenal juga dengan istilah kembul bujana. Bancakan atau slametan biasanya kalau di jawa sebagai sesuatu yang sudah terwujud keinginan yang diinginkan, yang berarti mensyukuri atas karunia yang telah diterima orang tersebut. Bancakan atau slametan biasanya dianggap sebagai sajen/sesaji terhadap suatu kekuatan lainnya selain Allah SWT. Padahal dalam bancakan sendiri terdapat beberapa makna sebagai mensyukuri atas nikmat/karunia dari Allah SWT, atas terwujudnya suatu hajat/keinginan sehingga diwujudkan dalam bentuk shodaqoh ( sedekah ), dengan mengeluarkan sebagian rezekinya untuk berbagi terhadap sesama.
Sumber